OSPF Basic

OSPF atau Open Shortest Path First adalah jenis link state routing protokol. OSPF bersifat open standar yang berarti router yang berbeda merk -tidak hanya router cisco- dapat menggunakan routing protokol ini. Link adalah interface dari router dan state adalah deskripsi dari interface dan bagaimana interface itu terkoneksi dengan router. Ospf menggunakan metrik cost sebagai dasar untuk menentukan path ke destination network.

Link state protokol akan mempunyai topologi yang lengkap tentang jaringan, tidak seperti distance vector (eigrp, rip) yang hanya mengetahui network dari neighbor-nya. 
Mungkin perumpamaan yang tepat adalah jika kita berkendara dan menentukan arah berdasarkan papan penunjuk jalan (yang berwarna hjiau, besar, biasanya terletak dipersimpangan jalan) seperi kita menggunakan routing protokol eigrp , sedangkan menggunakan routing protokol ospf seperti menggunakan sistem gps, yang mempunyai peta jalan yang lengkap.

Saat Ospf diaktifkan pada router cisco, ospf akan mengirimkan link-state advertisements (LSA) pada semua interface yang terlibat dan juga menerima LSA dari router tetangga. LSA dapat diibaratkan sebagai potongan - potongan kecil gambar puzzle. Gambar puzzle ini ini disebut Link-state Database (LSDB). LSDB ini disebut topologi, dan ini adalah peta jaringan.

Begitu semua router mempunyai topologi lengkap, ospf akan menghitung menggunakan algoritma Djikstra (sebuah metode untuk menghitung jarak terpendek, Shortest Path First) untuk berbagai network tujuan. OSPF Topologi

Ospf bekerja dalam konsep area, dan secara default setidaknya harus ada sebuah area. Area ini disebut area 0 atau area backbone

Pada gambar diatas terdapat area 1, area 2 dan area 3. Semua area ini harus terhubung dengan area backbone. Jika kita ingin pergi dari area 1 ke area 3 kita harus melewati area bacbone, begitu juga dari area 2 ke area 1 harus melewati area backbone ini.

Tipe - tipe area

Ada beberapa macam area yang dikenal oleh ospf,
  1. Standar area, ini adalah area default dari ospf, di dalam nya terdapat area backbone dan area lainnya. Router yang menghubungkan area yang berbeda disebut Area Border Router (ABR), dan router ospf yang terhubung dengan routing protokol lainnya (eigrp, rip, bgp) disebut Autonomous System Boreder Router (ASBR).
  2. Stub area
  3. Not-So-Stubby Area (NSSA),
  4. Totally Stub Area,

Tipe - tipe LSA

  • Router LSA
  • Network LSA  
  • Summary (ospf v2) / Inter-area prefix LSA (ospf v3)
  • ASBR summary (ospf v2) / Inter-area router (ospf v3)
  • External Link (ospf v2) / AS-External LSA (ospf v3)
  • Multicast ospf (tidak di support olsh IOS Cisco)
  • NSSA external link (ospf v2) / tipe 7 LSA (ospf v3)
  • Link LSA (ospf v3)
  • Intra-area prefix LSA (ospf v3)


Cara kerja OSPF

packet hello ospf
Ospf bekerja dengan cara berbeda dibandingkan dengan rip atau eigrp. Saat kita mengaktifkan ospf, router akan mulai mengirimkan paket hello pada tetangganya. Isi dari paket hello ini adalah, 
  1. Router ID, setiap router ospf harus mempunyai ID unik. ID ini dapat kita berikan dengan perintah router ID. Ospf secara otomatis akan memilih Router ID berdasarkan (a). IP Address tertinggi dari interface loopback, dan (b.) Ip Address tertinggi dari interface yang aktif.  
  2. Hello / Dead interval *, selang waktu ospf mengirimkan dan mendengarkan paket Hello. Jika ospf tidak mendengar paket hello dari neighbor-nya , ospf akan menganggap neighbornya "dead".
  3. Neighbors , router lain dimana ospf saling membentuk neighbor. 
  4. Area ID *, Ini area dimana ospf beroperasi
  5. Router Priority, nilai ini digunakan untuk pemilihan Designated Router / Backup Designated Router (DR/BDR) dalam network multiaccess seperti LAN, Fddi atau Token Ring.
  6. DR dan BDR IP Address, IP Address dar DR/BDR
  7. Authentication password *, password yang digunakan untuk otentikasi. OSpf mendukung 2 jenis otentikasi, clear text dan md5.
  8. Stub Area Flag *, on jika area didefinisikan sebagai area stub 
Ket: * = harus sama pada kedua router 

Setting SSH Router Cisco

Pada umumnya, jika kita mengkonfigurasikan router atau switch cisco, kita menggunakan kabel console dan mengakses peralatan tersebut secara langsung. 

Untuk mengakses secara remote kita dapat menggunakan telnet atau ssh. Tidak disarankan menggunakan telnet karena data terkirim dalam bentuk plain text. Secure shell atau SSH mempunyai kemampuan untuk mengenkripsi data yang kita kirimkan melalui jaringan komputer. 

Untuk konfigurasi router cisco menggunakan secure shell, langkah yang harus dilakukan adalah
1. Membuat sertifikat key yang akan digunakan oleh ssh
2. Membuat username
3. Menerapkan pada terminal vty 

Berikut topologi yang akan kita gunakan konfigurasi ssh pada router cisco 
setting ssh router cisco

Kita akan mengkonfigurasikan Router-HQ untuk menggunakan ssh, sehingga akses remote dari Router R2 hanya dapat dilakukan melalui ssh.

Konfigurasi ssh router cisco

OK kita cek pada router-HQ apakah ssh sudah aktif atau belum, dengan menggunakan perintah "show ip ssh".
status ssh router cisco

Ternyata ssh belum aktif, berikut langkah - langkah untuk mengaktifkan ssh,

Router# configure terminal
Router(config)# hostname Router-HQ
Router-HQ(config)# ip domain-name test.com
Router-HQ(config)# crypto key generate rsa

perintah diatas akan membuat certificate key, sekaligus mengaktifkan ssh pada Router-HQ. Perhatikan bahwa untuk membuat key, membutuhkan nama domain. Disini menggunakan nama test.com. Ok kita cek lagi status dari ssh
status ssh enabled router cisco

Dari gambar diatas versi ssh yang digunakan adalah 1.99 Kita akan setting untuk menggunakan ssh versi 2 dan berapa kali percobaan untuk memasukkan password

Router-HQ(config)# ip ssh version 2
Router-HQ(config)#ip ssh authentication-retries 2

Setelah ssh aktif, kita buat user yang berhak untuk mengakses router-HQ. Disini saya menggunakan username cisco dan password cisco123.

Router-HQ(config)# username cisco password 0 cisco123

Kemudian kita konfigurasi terminal virtual menggunakan ssh

Router-HQ(config)#line vty 0 4
Router-HQ(config-line)# login local
Router-HQ(config-line)# transport input ssh  
Router-HQ(config-line)# end

Kita coba akses Router-HQ dari router R2, 
akses ssh router cisco

dari gambar diatas terlihat, test ping berhasil, akses menggunakan telnet tidak berhasil dan akses ssh berhasil.

Fine Tuning

Untuk lebih memperketat pengamanan kita dapat menggunakan ACL.

File  konfigurasi dapat didownload disini.

Multiple Autonomous System EIGRP


Setelah membaca artikel tentang penggabungan routing protokol dan melakukan praktek redistribusi routing protokol rip-eigrp, kita tahu bawah router cisco mempunyai kemampuan untuk menjalankan routing protokol yang berbeda dalam satu router. 
Bagaimana jika router cisco menjalankan 2 atau lebih routing protokol yang sama ?

Kita akan cari tahu jawabannya melalui lab berikut ini. Topologi yang akan kita gunakan seperti dibawah ini

topologi jaringan eigrp eigrp
Router R1 terhubung dengan network 10.10.10.0 /24 - 10.10.15.0/24. Router R3 terhubung dengan network 20.20.20.0 /24 - 20.20.25.0 /24. 

Kita konfigurasikan EIGRP 10 pada router R1 dan EIGRP 20 pada router R2. Cara konfigurasi EIGRP dapat dilihat disini, jangan lupa nonaktifkan fitur auto summary.


Sekarang kita konfigurasikan router R2

R2# configure terminal
R2(config)# router eigrp 10
R2(config-router)# no auto-summary
R2(config-router)# network 12.12.12.0 255.255.255.252
R2(config-router)# redistribute eigrp 20 metric 100000 100 255 255 1500
R2(config-router)#
R2(config-router)# router eigrp 20
R2(config-router)# network 23.23.23.0 0.0.0.3
R2(config-router)# no auto-summary
R2(config-router)# redistribute eigrp 10 metric 100000 100 255 255 1500
R2(config-router)#end

Perhatikan perintah "network 12.12.12.0 255.255.255.252" dan "network 23.23.23.0 0.0.0.3". Eigrp dapat menggunakan netmask biasa dan wildcard masking. Netmask ini secara otomatis akan diubah menjadi bentuk wildcard masking pada file konfigurasi (running-config).
 show running config
Untuk nilai metrik , kita mengambil datanya dari interface yang digunakan.
show interface fa1/0

Ok, sekarang semua telah dikonfigurasikan sesuai topologi diatas, kita lihat routing protokol pada router R2
show ip protocols

Walaupun router cisco dapat digunakan untuk menjalankan routing protokol EIGRP dengan  AS yang berbeda, tetapi cisco tidak menyarankan hal demikian karena dapat mengakibatkan kekacauan dalam tabel routing. Untuk lebih jelas dapat dibaca disini.
File konfigurasi dapat di download disini.
catatan:
Nilai MTU dapat dilihat disini

Redistribute Rip Eigrp

Pada artikel lalu, kita telah mempelajari cara menggabungkan rute statis dan eigrp dalam satu network. Yang menarik adalah, rute statis tidak menggunakan metrik sedangkan routing dinamis (eigrp) menggunakan metrik untuk menentukan jalur terbaik menuju destination network. Sehingga dalam redistribusi rute statis ke eigrp kita tidak perlu memberikan nilai metrik untuk rute statis. Tapi dalam dunia nyata, sebaiknya kita memberikan nilai metrik pada rute statis yang diinjeksikan pada eigrp.

Bagaimana dengan menggabungkan roting protokol RIP ke routing protokol EIGRP atau sebaliknya?
RIP mengunakan hop-count sebagai metriknya, sedangkan eigrp menggunakan bandwidth, delay, load dan reliability sebagi parameter untuk menghitung metriknya 

OK, kita akan belajar cara menggabungkan EIGRP dan RIP, dengan studi kasus seperti dibawah ini.

Skenario
Kalian adalah network administrator perusahaan PT. ABC. Perusahaan ini baru saja membeli perusahaan XYZ. Sebagai network engineer, kalian di kontrak untuk menyatukan network pada dua perusahaan yang baru bergabung tersebut. Perusahaan XYZ menggunakan routing protokol RIP pada network-nya, dan perusahaan PT.ABC menggunakan routing protokol EIGRP dengan topologi sebagai berikut,
topologi jaringan rip-eigrp

Ok, mari kita mulai. 
Pertama kita konfigurasikan router R1, router R2 dan router R3 menggunakan RIP versi 2. Khusus router R3 hanya network 13.13.13.0/30 yang di advertise. Lakukan ping untukl mencapai full connectivity. Cara konfigurasi dapat diihat disini. Kemudian konfigurasikan router R3, router R4 dan router R5 menggunakan routing protokol EIGRP AS 10. Cara konfigurasi dapat dilihat disini.

Ok sekarang mari kita lihat routing protokol apa saja yang berjalan di router R3, menggunakan perintah "show ip protocols"
show ip protocols rip eigrp

Dapat kita lihat, router R3 menjalankan routing protokol eigrp dan rip dan network mana saja yang ikut berpartisipasi.

Redistribute RIP EIGRP 

Ok sekarang kita injeksikan routing protokol rip pada eigrp dan sebaliknya,  sehingga semua network dapat saling berkomunikasi. 

R3#
R3# configure terminal 
R3(config)# router rip
R3(config-router)# redistribute eigrp 10 metric 3
R3(config-router)# router eigrp 10
R3(config-router)# redistribute rip 100000 100 128 128 1500 
R3(config-router)# end
R3#

Perhatikan perintah "R3(config-router)# redistribute eigrp 10 metric 3", karena RIP menggunakan hop-count sebagai metrik-nya disini kita masukkan 3 sebagai nilai metrik untuk eigrp (yang di injeksikan pada rip). 

Sedangkan perintah "R3(config-router)# redistribute rip 100000 100 128 128 1500" adalah nilai metrik untuk router rip (yang diinjeksikan pada eigrp). 

Kita lihat lagi bagaimana status routing pada router R3
show ip protocol R3

Dari gambar diatas, terlihat routing protokol eigrp telah diinjeksikan pada  RIP dan begitu juga sebaliknya. Untuk memperjelas hal ini kita lihat tabel routing pada router R1 dan R4

tabel routing R1
show ip route router cisco R1

tabel routing R4
show ip route router cisco R4


Dari gambar tabel routing diatas, terlihat network 4.4.4.0 dan 5.5.5.0 muncul pada router R1 dengan Administrative distance 120 dan metrik 3, network 1.1.1.0 dan 2.2.2.0 muncul pada tabel routing router R4. 

OK sekarang kita lakukan tes ping dari router R1 dan router R4
hasil ping Router R1
hasil ping Router R4

File konfigurasi gns3 dapat didownload disini.

Menggabungkan Routing Protokol yang Berbeda

Telah kita ketahui bahwa fungsi router adalah meneruskan paket data dalam jaringan komputer (network), dengan ip address yang berbeda. Untuk tujuan tersebut kita dapat menggunakan routing statis ataupun routing dinamis, tergantung situasi kondisi.

Bagaimana jika berhadapan dengan situasi dimana kita harus menggabungkan 2 atau lebih, routing protokol yang berbeda? 

Redistribusi adalah jawabannya. Dengan teknik ini, memungkinkan kita untuk menggabungkan satu routing protokol ke routing protokol lainnya. 

Pada cisco router, kita menggunakan perintah redistribute untuk menggabungkan routing protokol yang berbeda.

Ok langsung saja, kita praktekkan menggunakan gns3, dengan topologi seperti dibawah ini.
EIGRP Redistribute Static

Pada topologi diatas Divisi Sales menggunakan routing statis untuk jaringan komputernya. Router R1 terhubung pada network 1.1.1.1 /32 dan network 100.100.100.1/32. (di wakilkan dengan interface loopback pada gns3). Sedangkan network pada Divisi Iklan menggunakan routing protokol EIGRP. Router R3 mempunyai rute statis menuju network 1.1.1.1 /32 dan network 100.100.100.1 /32.

EIGRP Redistribute Static

Kita konfigurasikan Divisi Sales menggunakan statis routing, caranya dapat dibaca disini. Untuk Divisi Iklan kita konfigurasikan menggunakan EIGRP AS 10, dan non aktifkan auto-summary. Cara konfigurasi EIGRP dapat dibaca disini

Kita lihat tabel routing router R1

show ip route Router cisco R1

Pada tabel routing R1 muncul "Gateway of last resort is 12.12.12.2 to network 0.0.0.0". Ini adalah hasil perintah : 

R1(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 12.12.12.2

yang berarti semua routing menuju kemana saja (selain yang directly connected) akan dialihkan ke next hop 12.12.12.2.

Sekarang kita lihat tabel routing R3
 show ip route Router cisco R3
Tabel routing R3 belum mempunyai rute menuju ke network 1.1.1.1/32 dan network 100.100.100.1/32 yang terletak dibelakang router R1.

Sekarang kita konfigurasikan router R2 Divisi Iklan dan Divisi Sales menggunakan redistribute (pastikan EIGRP telah dijalankan di R2, dan network . Sintaksnya adalah :

redistribute  [tipe] [metrik] (optional)

redistribute : menginstruksikan pada EIGRP, kita akan menginjeksikan network luar
tipe : tipe routing protokol yang akan kita injeksikan pada EIGRP.
metrik : metrik EIGRP. Sebenarnya tanpa nilai metrik, EIGRP secara otomatis akan memberikan nilai metrik, untuk routing dinamis kita harus memberikan nilai metriknya.

berikut potongan "running-config" dari router R2
!
 router eigrp 10
 redistribute static
 network 2.2.2.2 0.0.0.0
 network 12.12.12.2 0.0.0.0
 network 23.23.23.1 0.0.0.0
 no auto-summary
!

Setelah perintah redistribute diberikan pada EIGRP, kita lihat apa yang terjadi pada router R3
show ip route redistribute R3

Pada tabel routing router R3 muncul rute menuju network 1.1.1.1 dan network 100.100.100.1. Perhatikan code-nya D EX yang berarti EIGRP eksternal dengan nilai AD 170.

Kita tes ping network 1.1.1.1/32  dan network 100.100.100.1 dari R3,
Hasil tes ping Router R3

Untuk memastikan, kita tes ping 3.3.3.3 dari router R1,

Hasil tes ping Router R1

File konfigurasi gns3 dapat di download disini.