Showing posts with label network. Show all posts
Showing posts with label network. Show all posts

Bagaimana EIGRP bekerja ? (part 1)

EIGRP atau Enhanced Interior Gateway Routing protocol adalah  Routing protocol yang dibuat dan dikembangkan oleh Cisco. EIGRP merupakan versi lanjutan dari IGRP dan menggunakan algoritma --yang disebut oleh Cisco-- DUAL, Diffusing Update Algorithm. DUAL menjamin bebas loop (loop free), waktu konvergensi yang cepat. 

Tapi pada dasarnya EIGRP adalah distance vector routing protocol karena router yang menjalankan EIGRP tidak mengetahui keseluruhan topologi network seperti pada protokol link state. EIGRP bisa jadi merupakan routing protocol yang terbaik didunia --dalam hal convergence-- jika bukan milik cisco. 

Salah satu kelebihan utama yang dimiliki EIGRP dibandingkan routing protocol yang lain adalah EIGRP menawarkan fitur router backup, dimana jika terjadi perubahan topologi jaringan, EIGRP tidak harus melakukan perhitungan ulang, tetapi langsung menggunakan back-up route. Perhitungan ulang route metric dilakukan jika back-up route mengalami kegagalan. 

Fitur EIGRP

  • Waktu convergence yang cepat  
  • Partial update, EIGRP hanya mengirimkan update jika terjadi perubahan pada network (trigger update) . 
  • Algoritma DUAL yang menjamin bebas looping (loop free).
  • Mendukung Variable Length Subnet Mask (VLSM).
  • Mendukung manual summarization.  
  • Load balancing  dengan equal cost dan unequal cost

Istilah dalam EIGRP

  • Feasible distance, total metrik menuju destination
  • Advertised distance, berapa jauh destination network dari neighbour
  • Feasible successor, rute backup menuju destination network
  • Successor, rute utama menuju destination network 


Bagaimana EIGRP bekerja ?

 Tabel EIGRP 
Sebelum EIGRP saling bertukar informasi routing, mereka harus membentuk neighbour       (disebut juga adjacencies), tiga kondisi yang harus dipenuhi
  1. Hello atau Ack yang diterima (jika sudah terbentuk adjancencies)
  2. Autonomous Number (AS) yang sama
  3. Metrik yang identik (nilai K)
Pada saat Router Cisco menjalankan routing protocol EIGRP, EIGRP akan bekerja dengan mengisi Neighbour table dengan informasi yang berisi semua daftar interface yang "directly connected", dan hop router berikutnya. Kemudian EIGRP akan mengirimkan paket hello yang berisi tabel neighbour. Jika EIGRP menerima paket hello dari routing tetangga, ia akan mengisi tabel topologi dengan informasi dari tabel neighbour ditambah informasi yang berasal dari paket hello yang diterima dari tetangganya. Algoritma DUAL akan melakukan perhitungan dan menentukan rute terbaik menuju destination network yang akan dipasang pada tabel routing.


Secara garis besar, dapat disimpulkan,
Neighbour table akan berisi : 
  • Daftar semua interface yang directly connected
  • Next Hop Router
Topology table akan berisi :
  • Daftar semua rute yang dipelajari dari tetangga yang berisi destination dan metrik-nya
  • Neighbour table
Routing table akan berisi :
  • Rute terbaik dari Topology table akan dipasang pada tabel routing ini.

Paket - paket EIGRP

EIGRP akan berkomunikasi dengan tetangganya menggunakan ip address multicast 224.0.0.10 dan menggunakan 5 jenis message 
  • Hello, paket hello untuk membuat hubungan neighbour
  • Update, paket ini digunakan untuk mengirimkan informasi update
  • Query, digunakan jika terjadi kegagalan dalam salah satu rute network, dan tidak terdapat feasible successor untuk rute yang gagal tersebut.
  • Reply, respon dari Query
  • Ack , respon atas pesan Hello, Update dan Query

Lab Standard Access Control List

Setelah membaca teori tentang Standard Access Control List, dan Extended Access Control List, kita akan belajar bagaimana membuat rule - rule yang efektif dan efisien, mengkonfigurasi router, menerapkan ACL pada interface dan melihat hasil dari ACL yang kita buat. 
Secara garis besar, langkah - langkah untuk membuat Access Control List adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan tipe Access List mana yang akan digunakan dengan pedoman bahwa Standard ACL sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan destination, dan Extended ACL ditempatkan sedekat mungkin dengan source. Tujuannya adalah untuk menghemat resource router.
2. Buat rule -rule dengan perintah "ip access-list" dan terapkan pada interface dengan perintah "ip access-group". Buatlah sependek mungkin, seefektif mungkin dan seefisien mungkin. Tujuannya sama menghemat resource router dan meringankan beban router. Ingat satu rule per protokol, per direction dan per interface. 
Ok, topologi yang akan digunakan  seperti dibawah ini,

Topologi Lab Access Control List
topologi jaringan


Skenario:
Router R1 terhubung dengan dua isp, dengan IP Address ISP1 adalah 1.1.1.0 /30 dan IP Address ISP 2 adalah 2.2.2.0/30. LAN Sales terhubung pada Router R2, dan LAN Manager terhubung melalui Router R3. Sebagai administrator jaringan kita diberi tugas untuk mengijinkan hanya LAN Manager yang boleh mengakses Internet melalui isp 1 sedangkan LAN Sales hanya boleh mengakses internet melalui ISP 2. Bagaimana tugas  ini dapat dilaksanakan ?

Konfigurasi Router

Disini kita akan menggunakan routing protocol RIP versi 2. Mari kita buat interface loopback yang mewakili ISP pada Router R1 dan kemudian konfigurasi interface serial sehingga semua router saling terkoneksi. 

Router R1
R1# configure terminal
R1(config)# interface fa0/0

R1(config-if)# description R1 --> ISP1
R1(config-if)# ip address 1.1.1.2 255.255.255.252

R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)# interface fa2/0

R1(config-if)# description R1 --> ISP2
R1(config-if)# ip address 2.2.2.2 255.255.255.252

R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)# interface serial 1/0

R1(config-if)# ip address 192.168.254.1 255.255.255.252
R1(config-if)# description R1 --> R2
R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)# interface serial 1/1
R1(config-if)# ip address 192.168.254.5 255.255.255.252
R1(config-if)# description R1 --> R3
R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)# end

Router R2
R2# configure terminal
R2(config)# interface serial 1/0
R2(config-if)# description R2 --> R1
R2(config-if)# ip address 192.168.254.2 255.255.255.252
R2(config-if)# no shutdown
R2(config-if)# interface serial 1/1
R2(config-if)# description R2 --> R3
R2(config-if)# ip address 192.168.254.9 255.255.255.252
R2(config-if)# no shutdown

R2(config-if)# interface fa0/0
R2(config-if)# ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
R2(config-if)# description R2 --> LAN Sales
R2(config-if)# no shutdown
R2(config-if)# end



Router R3
R3# configure terminal
R3(config)# interface serial 1/0
R3(config-if)# description R3 --> R1
R3(config-if)# ip address 192.168.254.6 255.255.255.252
R3(config-if)# no shutdown
R3(config-if)# interface serial 1/1
R3(config-if)# description R3 --> R2
R3(config-if)# ip address 192.168.254.10 255.255.255.252
R3(config-if)# no shutdown

R3(config-if)# interface fa0/0
R3(config-if)# description R3 --> LAN Manager
R3)config-if)# ip address 172.16.1.1 255.255.255.0 
R3(config-if)#end

Tes koneksi antar Router 
result of ping test

Konfigurasi RIP Versi 2

saatnya kembali ke basic. Sebelum kita membuat acl, kita pastikan RIP berjalan dan saling bertukar informasi update.

R1# configure terminal
R1(config)# router rip
R1(config-router)# no auto-summary
R1(config-router)# version 2
R1(config-router)# network 1.1.1.0
R1(config-router)# network 2.2.2.0
R1(config-router)# network 192.168.254.0
R1(config-router)end

R2# configure terminal
R2(config)# router rip
R2(config-router)# no auto-summary
R2(config-router)# version 2  
R2(config-router)# network 192.168.254.0
R2(config-router)# network 192.168.1.0
R2(config-router)# end

R3# configure terminal
R3(config)# router rip
R3(config-router)# no auto-summary
R3(config-router)# version 2  
R3(config-router)# network 172.16.1.0
R3(config-router)# network 192.168.254.0
R3(config-router)# end



Verifikasi RIP

Verifikasi RIP Router Cisco R1

Verifikasi RIP Router cisco R2

Verifikasi RIP Router Cisco R3

Konfigusari DHCP

Untuk memudahkan hidup kita, pada Router R2 dan R3 menggunakan DHCP, cara konfigurasi DHCP pada router cisco dapat dilihat disini
dhcp client pada host

Konfigurasi ACL 

Ok, setelah routing RIP berjalan dan saling bertukar paket update, kita akan membuat rule - rule ACL yang seefektif dan efisien mungkin. Pada topologi diatas, kita mengijinkan LAN Sales untuk mengakses ISP 2 (network 2.2.2.0/24), dan Lan Manager hanya boleh mengakses ISP 1 (network 1.1.1.0 /24). 

LAN Sales dapat mencapai ISP 2 melalui 2 rute. Rute 1 dari R2 --> R1 dan rute 2 dari R2 --> R3 --> R1. Begitu pula LAN Manager. Jika ACL Diterapkan pada inbound interface Fast Ethernet 0/0 Router R2, paket dari LAN Sales tidak akan pernah keluar dari Router R2, sehingga tempat terbaik untuk membuat acl adalah di Router R1, pada outbound interface fast ethertnet 0/0  untuk memblok traffik dari LAN Sales, dan pada outbound interface fast ethernet 2/0 untuk memblok traffic dari LAN Manager.

Alasan lain adalah kemungkinan adanya lubang sekuriti, yang mungkin terjadi jika link antara router down. Paket yang melalui rute yang baru  -jika salah satu link down- mungkin saja tidak melalui pemeriksaan acl.


OK kita konfigurasi acl untuk memblok Lan Sales dan menerapkan pada interface Fast Ethernet 0/0 Router R1,
R1# configure terminal
R1(config)# access-list 1 remark == Blok Lan Sales ==
R1(config)# access-list 1 deny 192.168.1.0 0.0.0.255
R1(config)# access-list 1 permit any
R1(config)# interface fa0/0
R1(config-if)# ip access-group 1 out 
R1(config-If)# end
R1(config)#

Untuk mem-blok Lan Manager,
R1# configure terminal
R1(config)# access-list 2 remark == Blok Lan Manager ==
R1(config)# access-list 2 deny 172.16.1.0 0.0.0.255
R1(config)# access-list 2 permit any
R1(config)# interface fa2/0
R1(config-if)# ip access-group 2 out
R2(config-if)# end

cek interface fast ethernet 0/0


cek interface fast ethernet 2/0

Kita coba untuk ping ISP 1 dari router R2, dan ping ISP 2 dari Router R3,
Hasil ping dari router R2
ping dari Router R2
 
Hasil ping dari router R2
ping dari Router R2
Gunakan perintah "show access-list " pada Router R1 untuk melihat hasil dari acl yang kita buat.
show access-list

Jawaban Soal tentang ACL

Seperti yang sudah dijanjikan pada artikel ini, berikut adalah jawaban pertanyaan - pertanyaan tentang Access Control List

1. Ada 3 (tiga) solusi untuk masalah ini : 
access-list 3 permit host 192.168.2.10 
access-list 2 permit 192.168.2.10 0.0.0.0 
access-list 4 permit 192.168.2.10

Semua access list diatas akan memberikan hasil yang sama, INGAT, terdapat statement "deny all" disetiap akhir access list yang tidak terlihat, dan nomor Standard Access List  antara 1 - 99 dan 1300 - 1999. 


2. access-list 5 deny host 170.192.25.251
    access-list 5 permit any

3. Karena IP Address 196.168.2.10 /24 mempunyai 254 host, kita akan menggunakan widlcard mask agar lebih mudah.
access-list 10 permit 192.168.2.0 0.0.0.255

4. interface  fastethernet0/0
    ip access-group 13 in
    access-list 13 deny host 151.25.5.28
    access-list 13 deny 101.65.2.33 0.0.0.0
    access-list 13 permit any 

5. Access list 25 diterapkan pada interface  fa0/1 dengan arah inbound (in), sehingga semua traffic IP dari host 111.23.4.1 akan di ijinkan. Sedangkan traffic dari network 202.45.0.0/24 akan di-drop, dan semua traffic dari IP Address lainnya akan diijinkan.

6. interface serial1/1
    ip access-group 15 out 
   
    access-list 15 permit host 151.25.5.28
    access-list 15 permit host 101.65.2.33
    
7. interface fastethernet1/0
    ip access-group 101 in

    interface serial1/1
    ip access-group 101 out

    access-list 101 deny tcp any host 48.55.50.24 eq www
    access-list 101 permit tcp any any eq www

8. ACL ini akan menolak traffic yang berasal dari 102.202.1.25 untuk keluar melalui interface serial 0/1, dan mengijinkan semua IP Address yang lain keluar melalui interface serial 0/1.

9. misal kan access list diterapkan pada interface serial 1/1, konfigurasinya adalah 
interface serial1/1
ip access-group 102 in

access-list 102 permit udp any 0.0.0.0 255.255.255.254 eq tftp
access-list 102 permit tcp any 0.0.0.0 255.255.255.254 eq telnet

10. access-list 10 permit 202.25.43.0 0.0.0.255
     access-list 10 deny 172.16.0.0 0.0.255.255

11. Konfigurasi ini akan menolak traffic telnet yang masuk dari 202.150.23.5 menuju ke 102.202.1.25 melalui interface serial1/0, menolak akses tftp dan mengijinkan semua IP traffic.

Soal dan Jawaban: Access Control List

Berikut ini latihan soal dan jawaban untuk membantu kita lebih memahami ACL. Untuk dasar teori dan penjelasan tentang Standard ACL dapat dilihat disini, sedangkan untuk extended ACL lihat disini

1. Buat aturan acl yang mengijinkan (permit) traffic dari host 192.168.2.10, tetapi menolak (deny) semua ip traffik dari host yang lain.

2. Design acl yang deny traffic dari 170.192.25.251, tapi membolehkan dari ip yang lain

3. Buat aturan acl yang membolehkan traffic dari host 196.168.2.10 /24 , tetapi mem-blok semua ip traffik dari host yang lain.

4. Design-lah ACL yang menolak traffic dari host 151.25.5.28 dan 101.65.2.33, mengijinkan dari IP Address yang lain. Terapkan pada inbound interface fa0/0.

5. Berikut statement acl sebuah router
interface fastethernet0/1
ip access-group 25 in

access-list 25 permit host 111.23.4.1
access-list 25 deny 202.45.0.0 0.0.0.255
access-list 25 permit any

Apa hasil dari statement acl diatas ?

6. Design-lah ACL yang mengijinkan traffic dari host 151.25.5.28 dan 101.65.2.33, menolak dari ip yang lain. Terapkan pada outbound interface serial 1/1.

7. Buatlah ACL yang menolak traffic HTTP yang menuju webserver ip 48.55.50.24, mengijinkan traffic HTTP ke webserver lain dan menolak traffic IP yang lainnya. Terapkan ACL tersebut pada inbound interface fast ethernet 1/0 dan outbound serial  1/1.

8. Berikut statement acl sebuah router 
interface serial0/1
ip access-group 150 out

access-list 150 deny host 102.202.1.25
access-list 150 permit 203.45.1.0 0.0.0.255
access-list 150 permit any

Apa hasil dari statement acl diatas ?


9. Buat ACL yang mengijinkan hanya host yang mempunyai akhiran IP Address genap dapat mengakses tftp server, menolak telnet traffic untuk host yang berakhiran IP Address ganjil.

10. Buatlah ACL yang mengijinkan semua traffic dari host pada subnet 202.25.43.0/24, menolak semua traffic yang menuju 172.16.0.0/16

11.  Berikut statement acl sebuah router 
interface serial1/0
ip access-group 150 in

access-list 150 deny tcp 202.150.25.3 0.0.0.0 host 102.202.1.25 eq 23
access-list 150 deny udp any any eq tftp 
access-list 150 permit ip any any

Apa hasil acl diatas ?

Untuk jawaban, tunggu artikel berikutnya.


Ahhh... ACL, lagi ...?

Pada postingan lalu, kita telah mempelajari Standard ACL, dan sedikit menyinggung tentang Extended ACL. Extended ACL menyediakan fitur yang lebih fleksibel untuk menyaring paket data. Jika pada Standard ACL, paket data di-filter berdasarkan source IP Address, Extended ACL akan mem-filter paket data berdasarkan source dan destination IP Address, source dan destination port serta protocol.

Fleksibilitas inilah yang membuat kita dapat membuat Access Control List yang sangat spesifik sesuai dengan kebutuhan. Contohnya kita dapat membolehkan traffik email sementara pada saat yang sama, memblok file transfer dan browsing.

Konfigurasi Extended ACL

Sintaks dasar untuk mengkonfigurasikan Extended ACL adalah :
 access-list acl-nomor [permit|deny] protocol source [source-wildcard] dest [dest-wildcard] [logic dest-port]  
contoh topologi extended acl
Pada contoh ini kita akan mengkonfigurasikan extended acl yang memblok (deny) trafik ftp ke network 10.0.0.0 /24 , tapi membolehkan ke network yang lain.
cat: 
ftp menggunakan port 20 dan 21

Definisikan protokol, source, destination dan port mana yang diblok,
Router(config)#access-list 101 deny tcp 10.0.0.0 0.0.0.255 118.10.1.6 0.0.0.0  eq 20
Router(config)#access-list 101 deny tcp 10.0.0.0 0.0.0.255 118.10.1.6 0.0.0.0 eq 21
Router(config)#access-list 101 permit ip any any

Terapkan acl 101 pada interface
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip access-group 101 out

Perhatikan bahwa kita harus membuat trafik lain tidak diblok ( access-list permit 101 ip any any) karena ada pada akhir setiap acl terdapat "deny all" yang memblok semua trafik.
Seperti yang kita lihat pada contoh acl diatas, destination  ditullis dengan "118.10.1.6 0.0.0.0" yang menentukan host. Kita dapat juga menggunakan perintah "host 118.10.1.6".
Pernyataan "118.10.1.6 0.0.0.0" mengunakan wildcard masking.

Logic Operator ACL

Pada contoh acl diatas, terdapat statement "eq" yang berarti "equal". Berikut ini adalah logic operator yang digunakan oleh Cisco IOS
gt = greater than
eq = equal to
neq = not equal to
range = range of port number

Named ACL

Sifat manusia yang pelupa membuat kita lebih mudah mengingat nama daripada mengingat nomor. Membuat nama ACL akan memudahkan kita mengingat fungsinya, contoh ACL diatas lebih mudah diingat dengan nama NO_FTP.
Sintaks dasar untuk mengkonfigurasikan named ACL 
ip access-list [standard | extended] nama-acl

Untuk contoh acl diatas, versi named acl

Router(config)#ip access-list NO_FTP
deny tcp 10.0.0.0 0.0.0.255 118.10.1.6 0.0.0.0  eq 20
Router(config-ext-nacl)#101 deny tcp 10.0.0.0 0.0.0.255 118.10.1.6 0.0.0.0  eq 21
Router(config-ext-nacl)#101 permit any any
Router(config-ext-nacl)#end
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)# ip access-group NO_FTP out

Ahhh ACL, Access Control List

ACL atau Access Control List adalah sekumpulan aturan . Tujuannya untuk meningkatkan keamanan jaringan 
Pada keluarga *NIX/Linux dikenal dengan nama packet filtering / netfilter dengan software-nya yang populer, iptables.

Cara kerja ACL pada Cisco IOS
  1. Paket data yang masuk atau keluar akan dibandingkan dengan statement pertama dari access-list
  2. Jika paket data cocok, aksi akan dilakukan (permit atau deny). Proses berakhir untuk paket data.
  3. Jika tidak cocok, ulangi langkah 1 dan 2 dengan statement berikutnya (top - down processing)
  4. Jika paket data tidak cocok dibandingkan dengan seluruh baris accessl-list, paket akan di deny.

ACL dapat di kelompokkan menjadi 2 tipe
  • Standard ACL
  • Extended ACL
Pada gambar dibawah ini kita dapat melihat jenis ACL yang didukung oleh Cisco IOS versi 12.4. 
Cisco's Access Control List

Standard Access Control List 

Standar ACL akan menyaring paket data hanya berdasarkan Source IP Address atau subnet, pada dasarnya hanya membolehkan permit atau deny untuk seluruh paket data. Untuk ACL yang lebih fleksibel dapat menggunakan Extended ACL yang menyaring paket data berdasarkan source dan destination IP Address, source dan destination port, dan protokol TCP/IP seperti ICMP, UDP dan TCP, lebih jelasnya lihat disini.


Pada Cisco IOS, untuk membuat ACL yang kita lakukan adalah:
  1. Definisikan rule menggunakan perintah access-list.
  2. Langkah berikutnya, menerapkan rule -yang telah didefinisikan sebelumnya- pada interface menggunakan perintah access-group, dengan arah inbound atau outbound.

Sintaks ACL

access-list accesss-list number [permit | deny] [ip address | any] [wildcard mask(opt)]

access-list number 
Standard ACL nomor 1 sampai 99 dan 1300 - 1999
Extended ACL nomor 100 - 199  dan 2000-2099                             
wildcard mask  lihat disini

contoh:
access-list 1 permit 192.168.1.1 0.0.0.0
router(config)#interface fa0/0
router(config-int)#ip access-group 1 in

tergantung interface dan direction, jika acl diatas diterapkan pada interface fa0/0 dengan perintah "ip access-group 1 in " maka hanya traffic dari 192.168.1.1 yang diteruskan ke interface fa0/0 , jika menggunakan "ip access-group 1 out" maka hanya traffic dari 192.168.1.1 yang boleh keluar dari interface fa0/0.


Pedoman untuk membuat Access List

Design dan implementasi jaringan yang baik dapat menambah keamanan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonfigurasi ACL
  • Pilih jenis ACL apakah standar atau extended berdasarkan kondisi 
  • ACL akan di eksekusi dari baris pertama sampai baris terakhir (top-down), sehingga jika baris pertama cocok, baris berikutnya tidak akan diproses. Buatlah sedemikian rupa sehingga aturannya dari spesifik ke general.
  • Hanya boleh satu ACL per interface, per protocol, per direction yang diijinkan.
  • Tempatkan Standard ACL sedekat mungkin dengan destination traffic , dan Extended ACL source sedekat mungkin dengan source traffic.
  • Ada statement deny all pada setiap acl yang kita buat, sehingga setiap acl setidaknya harus mempunyai satu statement permit, jika tidak semua traffic akan di deny / drop.

Monitoring Access Control List pada Cisco IOS

Perintah berikut ini berguna untuk memeriksa konfigurasi ACL
  • show access-list
  • show access-list access-list number
  • show ip access-list
  • show ip interface
  • show running-config 

Konfigurasi RIP dengan otentikasi

Ada beberapa cara untuk mengamankan jaringan komputer, menggunakan Access Control List, menggunakan password untuk otentikasi, tunnelling dll. Salah satu cara adalah mengamankan pertukaran informasi antara router, sehingga kita dapat memastikan bahwa informasi yang dimasukkan ke tabel routing valid. RIP versi 2 telah mendukung otentikasi.   Ada dua pilihan otentikasi plain-text atau md5. Pada cisco defaultnya adalah plain-text.
topologi jaringan
Router R1 dan R2 terkoneksi langsung melalui interface serial-nya. Menggunakan routing protocol RIP, kita ingin agar paket update yang dikirim dan diterima oleh router tersebut terotentikasi.
Konfigurasi interfase serial, agar kedua router terkoneksi

 Konfigurasi dasar Router R1

Konfigurasi dasar Router R2
Tes koneksi antar router

Konfigurasi RIP versi 2

Ok... sebelum melanjutkan pada konfigurasi otentikasi, kita kembali ke basic. Kita aktifkan RIP pada kedua router.
konfiurasi RIPv2 pada Router R1

konfiurasi RIPv2 pada Router R2

Verifikasi RIP

Pastikan bahwa kedua router telah saling bertukar informasi,
verify RIPv2 pada R1
verify RIPv2 pada R2


Setelah kita memastikan bahwa kedua router dapat mengirim dan menerima paket update, kita akan membuat key chain, key dan key string, yang akan digunakan untuk otentikasi.

Konfigurasi parameter otentikasi
konfigurasi key chain, key dan key string pada R1
konfigurasi key chain, key dan key string pada R2


catatan :
  • key chain "kunci" tidak perlu sama pada kedua router
  • nomor identifikasi "key 1" tidak perlu sama KECUALI menggunakan otentikasi md5
  • "key string p4ssw0rd " adalah password sebenarnya, harus sama pada kedua router

 

Konfigurasi plain-text otentikasi

konfigurasi plain-text pada R1
konfigurasi plain-text pada R2

 

Verifikasi plain-text otentikasi

debug ip rip
seperti kita lihat diatas, hasil dari perintah debug ip rip, passwordnya terlihat jelas. Pilihan labih baik adalah menggunakan otentikasi md5.

 

Konfigurasi dan verifikasi otentikasi md5

Mari kita setting otentikasi md5 pada Router R1, mengaktifkan debug pada Router R2 untuk melihat apa yang terjadi,

konfigurasi md5 pada R1

Pada Router R2, 
konfigurasi md5 pada R2

Pada hasil perintah "debug ip rip " , kita dapat melihat R2 mengabaikan paket update yang diterima dari Router R1 dengan informasi "(invalid authentication)". Kemudian kita setting otentikasi md5 pada Router R2, informasi paket update dapat saling diterima oleh kedua router seperti yang terlihat pada hasil "debug ip rip" di Router R1

Otentikasi md5 pada cisco router sangat mudah untuk dikonfigurasikan, seperti yang terlihat dari tutorial diatas.

Konfigurasi Dasar Routing Information Protocol (RIP)

Routing Information Protocol atau RIP adalah salah satu routing protokol yang tertua, yang menggunakan hop count sebagai routing metric-nya 

Karakter RIP  

  • Merupakan Distance Vector routing protocol murni
  • Hop Count sebagai metric untuk memilih rute terbaik 
  • Maksimum hop count adalah 15, hop ke 16 dianggap unreachable 
  • Mengirimkan update lengkap tabel routingnya pada semua interface yang aktif setiap 30 detik

Versi RIP


Terdapat tiga versi dari routing protocol RIP:
1. RIP Version 1
  • Clasfull routing protocol
2. RIP Version 2
    Sama sperti RIP v1 tetapi dengan tambahan fitur
  • Autentikasi MD5 
  • Support Classless IP Address
  • Menggunakan ip multicast 224.0.0.9 untuk update tabel routing-nya
3. RIPng  
  • Autentikasi menggunakan IPSec
  • Support IPv6
  • compatible RIPv2 tetapi tidak dengan RIPv1
  • menggunakan ip multicast FF02::9 untuk update


Konfigurasi Dasar

Konfigurasi RIP pada router Cisco sangat mudah dilakukan, hanya membutuhkan dua atau tiga perintah saja. Kita akan mencobanya menggunakan gns3. Gambar topologinya, topologi RIP
 ios: c2600-ipbase.bin

Router R1
R1(config)# router rip
R1(config-router)# ver 2
R1(config-router)# network 192.168.0.0
R1(config-router)# network 192.168.1.0
R1(config-router)# network 192.168.2.0
R1(config-router)#  passive-interface fa0/1
R1(config-router)# ^Z

Router R2  
R2(config)# router rip
R2(config-router)# ver 2
R2(config-router)# network 192.168.0.0
R2(config-router)# network 192.168.1.0
R2(config-router)# network 192.168.2.0
R2(config-router)# ^Z

Router R3
R3(config)# router rip
R3(config-router)# ver 2
R3(config-router)# network 192.168.0.0
R3(config-router)# network 192.168.1.0
R3(config-router)# network 192.168.2.0
R3(config-router)#  passive-interface fa0/1
R3(config-router)# ^Z  

passive-interface


Pada topologi diatas, R1 dan R3 dapat di kategorikan sebagai stub network, network yang hanya mempunyai satu jalur masuk / keluar. Apakah perlu untuk update paket RIP pada interface fa0/1 di R1 dan R3 ? Tentu tidak, karena percuma.
Untuk mencegah RIP mengirim paket update,  kita dapat menggunakan beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan perintah passive-interface. Perintah ini akan membuat RIP menerima paket update, tapi tidak akan mengirim paket update. 

Konfigurasi telah selesai, kita akan mencoba ping dari host C1 ke host C2,
hasil ping

ping berhasil, yang menunjukkan ada koneksi antara C1 dan C2. Perintah - perintah berikut berguna jika terjadi error dalam RIP
  • show ip route
  • show ip protocol
  • debug ip rip

Routing Dinamis

Pada artikel tentang statis routing, hanya terdapat sedikit router yang perlu dikonfigurasi. Bagaimana jika kita mempunyai banyak router dan menggunakan routing statis ?
Sudah tentu, kita akan mempunyai banyak rute yang menunjuk pada setiap network dan kita tidak mempunyai backup. Bagaimana jika salah satu link gagal ?
Routing dinamis adalah jawabannya. Routing dinamis akan mengirim informasi tentang network kepada tiap router yang berpartisipasi.

Ada 2 (dua) istilah yang mirip tetapi sangat berbeda artinya.
1. Routing Protocol
2. Routed Protocol

Routing protocol digunakan antar router untuk saling bertukar informasi tentang routing dan membangun tabel routing.
Routed protocol adalah protocol yang kita routing-kan contoh IPv4, Appletalk dll.

Ada 2 tipe routing protocol :
1. Interior Gateway Protocol, pertukaran informasi routing dalam satu Autonomous System (AS), contoh RIP, EIGRP, OSPF
2. Exterior Gateway Protocol, pertukaran informasi routing diantara beberapa Autonomous System (AS).

Berdasarkan cara kerjanya, routing protocol dibedakan menjadi 3:
1. Distance Vector, menggunakan algoritma yang sederhana, cocok digunakan untuk network skala kecil. Untuk penjelasan detail disini. Contoh routing protocol-nya adalah RIP
2. Link State,  menggunakan algoritma routing yang kompleks, sering digunakan untuk network skala menengah sampai besar. Penjelasan detail disini. Contoh OSPF,IS-IS.
3. Balanced Hybrid/Hybrid, mempunyai fitur yang mirip Distance Vector dan Link State, contoh EIGRP.

Administrative Distance (AD)

Administrative Distance (AD) adalah ukuran kepercayaan suatu informasi routing yang diterima dari router tetangga. AD akan bernilai antara 0 - 255, dimana nilai 0 adalah rute paling terpercaya sedangkan nilai 255 paling tidak terpercaya.
Jika informasi rute mempunyai nilai AD yang sama, maka routing protocol akan menggunakan metric sebagai pembedanya. Tapi jika Ad dan Metric bernilai sama routing protocol akan me-load balance trafiknya.

Tabel Administrative Distance Cisco


Metric

Metric adalah cara untuk mengukur atau membandingkan. Routing protocol menggunakan metric untuk memilih rute terbaik ketika terdapat banyak rute yang menuju satu network yang sama. 
Terdapat beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur metric diantaranya:
  • Hop Count 
  • Bandwith 
  • Load 
  • Delay 
  • Reliability 
  • Cost
Penggunaan metric untuk routing protocol,
RIP : Hop Count, rute terbaik akan di-install pada tabel routing dengan nilai terendah.
EIGRP : Bandwidth, delay, reliability dan load, rute terbaik dipilih dengan nilai terendah yang dihitung dari 4 parameter ini, secara default hanya bandwidth dan delay yang digunakan
OSPF : Cost, rute terbaik digunakan dengan nilai cost terendah.

Wildcard Masking...

Pada Cisco IOS, Wildcard masking sering digunakan untuk beberapa keperluan, diantaranya access-list. Access-list tidak menggunakan subnet mask, begitu juga beberapa routing protokol seperti EIGRP, OSPF. Jadi bagaimana kita menggunakan wildcard masking?
Untuk memahami cara kerja dan bagaimana kita menggunakannya, ada aturan dasarnya :
  • bit 0 -- nilai cocok  
  • bit 1 -- nilai diabaikan  
Kita akan bermain subnet mask 255.255.255.0 dan bilangan binari
Ini adalah oktet pertama dari subnet 255.255.255.0 dalam bentuk bilangan binari, seperti yang kita lihat semua bit bernilai 1 yang akan membuat bilangan 255.
subnet 255




Ini juga oktet pertama dari subnet mask 255.255.255.0, tetapi sekarang menggunakan bit wildcard
wildcard_subnet_255




Jadi, jika kita harus menggunakan wildcard, kita balikkan saja bitnya, dari "on" ke "off" atau dari 0 ke 1 begitu pula sebaliknya dari "off" ke "on" atau dari 1 ke 0. 

Sudah jelas?
OK kita coba lagi dengan subnet mask 255.255.255.128, apa wildcardnya?
Saya hanya akan menunjukkan oktet ke 4 saja dalam bentuk binari.
128 = 10000000 
Ini adalah oktet ke-empat (128) dalam bentuk bit, kita balikkan bitnya
??? = 01111111
nilai 01111111 sama dengan 127 dalam bentuk desimal.
Jadi subnet mask 255.255.255.128 akan menjadi 0.0.0.127 dalam bentuk wildcard.

OK kita telah tahu bagaimana mencari wildcard masking, lalu  bagaimana menggunakannya?
Wildcard masking digunakan untuk :

1. Menentukan single host
Untuk menentukan single host, berarti setiap bit harus cocok dengan ip address. Bit yang mempunyai arti nilai cocok adalah bit 0. Sehingga wildcard mask untuk single host adalah 0.0.0.0

2. Menentukan subnet
Untuk subnet kita akan perlu untuk mencocokkan setiap bit pada bagian NETWORK
contoh aja biar jelas, misalkan ip 192.168.1.125/25. Notasi CIDR /25 = 255.255.255.128 sehingga wildcard masknya adalah 192.168.1.125 0.0.0.127

3. Jarak ip address / block size
Aturan yang sama berlaku 0-nilai cocok, 1-abaikan. Jika kita punya ip address 172.16.0.1 sampai 172.16.1.255, bagaimana menentukan wildcard masknya?
Kita pecah oktet ketiga
172.16.0.x  ------- binari 00000000
172.16.1.x  ------- binari 00000001
Kita ingin mencocokkkan bit yang ke-23. Subnet untuk /23 adalah 255.255.254.0 maka wildcard masknya adalah 0.0.1.255

Keren kan?