Soal Latihan Subnetting

Berikut ini soal latihan subnetting dan kunci jawabannya. Coba kerjakan dulu soalnya, baru periksa jawaban kalian dengan kunci jawabannya.

1. Berapa banyak subnet dan host per subnet yang bisa kita dapatkan dari network 192.168.226.0  255.255.255.248 ?
2. Berapa banyak subnet dan host per subnet yang bisa kita dapatkan dari network 172.23.0.0  255.255.255.224 ?
3. Cari broadcast address dari ip 192.168.240.0/26.
4. Cari broadcast address dari ip 172.27.219.64/26.
5. Carilah valid host pertama dari ip 172.19.53.195/28.
6. Cari broadcast address dari ip 172.22.54.0/23.
7. Cari broadcast address dari ip 172.20.255.0  255.255.255.0 
8. Di subnet mana ip 10.30.135.180  255.255.240.0 berasal ?
9. Di subnet mana ip 10.73.186.238  255.255.240.0 berasal ?
10. Berapa banyak subnet dan host persubnet yang bisa kita dapatkan dari network 172.16.0.0  255.255.255.240 ?
11. Cari valid host terakhir dari ip 192.168.229.240  255.255.255.248.
12. Dari subnet mana ip 172.22.28.13/23 berasal ?
13. Berapa banyak subnet dan host persubnet yang bisa kita dapatkan dari network 172.17.0.0/23 ?
14. Carilah rentang Ip yang dapat digunakan dari network 172.26.116.140 /27.
15. Di subnet mana ip 172.16.86.156 berasal ?
16. Kamu ditugaskan mendisain suatu network dengan ip 172.21.0.0. Pemilik proyek meminta 27 subnet dengan jumlah host sampai 1300 tiap subnet. Subnet mana yang harus kamu gunakan ?
17. Cari rentang ip yang dapat digunakan dari network 172.17.113.11/23.
18. Cari valid host pertama dari network 172.18.79.83/23.
19. Cari rentang ip yang dapat digunakan dari network 172.24.220.206/28.
20. Cari valid host pertama dari network 172.24.82.248/23.

Jawaban :

1. 32 subnet dan 6 host
2. 2048 subnet dan 30 host
3. 192.168.240.63
4. 172.27.219.127
5. 172.19.53.193
6. 172.22.55.255
7. 172.20.255.255
8. 10.30.128.0
9. 10.73.176.0
10. 4096 subnet dan 14 host
11. 192.168.229.246
12. 172.22.28.0
13. 128 subnet dan 510 host
14. 172.26.116.129 sampai 172.26.116.158
15. 172.16.86.0
16. 255.255.248.0
17. 172.17.112.1 sampai 172.17.113.254
18. 172.18.78.1
19. 172.24.220.193 sampai 172.24.220.206
20. 172.24.82.1

CMIIW......

Cara Cepat Subnetting

Pada artikel ini telah di bahas cara subnetting menggunakan bilangan binari. Tetapi cara tersebut bukanlah cara yang cocok bagi setiap orang, berikut ini saya akan bagikan salah satu cara melakukan subnetting dengan cepat. Yang harus diingat adalah :
1. Kelas IP Address dan  subnet mask default-nya
2. Tabel di bawah ini 
tabel cidr subnetting cepat






A. Mencari berapa banyak subnet dan host

Kita ambil ip 192.168.15.0/27 sebagai contoh, kita tahu 192.X.X.X adalah IP address Kelas C dengan subnet mask defaultnya 255.255.255.0 atau dalam format CIDR /24.
Untuk mencari jumlah subnet, bit subnet yang diberikan minus bit subnet default sehingga
27 - 24 = 3 (bit yang dipinjam). Maka  2 ^ 3 = 8 (Inilah jumlah subnet)
Untuk mencari jumlah host, 32 minus bit yang diberikan, sehingga 32 - 27 = 5.  Maka 
(2 ^ 5 ) - 2 = 32 - 2 = 30 (Inilah jumlah host yang dapat digunakan).

contoh berikutnya: 
172.23.14.0/28
Ini adalah Ip address kelas B, default subnet mask-nya adalah 16.
Untuk mencari subnet:
28 - 16 = 12 ---> 2^12 = 4096 (jumlah subnet)
Untuk mencari host :
32 - 28 = 4 ---> (2^4) - 2  = 16 -2 = 14 (jumlah host dalam setiap subnet)

satu contoh lagi ...
10.10.10.0/16
Jumlah subnetnya
16 - 8 = 8 ---> 2^8 = 256
Jumlah hostnya
32 - 16 = 16 ---> (2^16) - 2 =  65536 - 2 = 65534

B. Mencari network dan broadcastnya

Untuk mencari network address dan broadcast address dari ip yang diberikan, kita akan berkenalan dengan magic number. Magic number memberikan gambaran tentang subnet- subnet yang terdapat dalam ip address. Magic number dicari menggunakan rumus :

256 - subnet mask = magic number. 

contoh : 
128.0.0.0                               256 - 128 = 128
255.192.0.0                           256 - 192  = 64
255.255.240.0                        256 - 240 = 16
255.255.255.248                    256 - 248 = 8 
 
Misalkan kita diberi ip address oleh ISP 192.12.180.15/28, berapa network address dan broadcastnya?
192.12.180.14/28  ---> format cidr, diubah dalam bentuk desimal sehingga menjadi

ip address 192.12.180.14
subnet mask 255.255.255.240

Karena ini adalah ip address kelas C, oktet yang penting adalah oktet keempat ( yang digaris bawahi dan berwarna merah).

langkah - langkahnya
1. Cari magic number --> 256 - 240 = 16.
2. Ambil oktet keempat dari ip address dan dibagi dengan magic number ---> 14 : 16 = 0,875
3. Ambil bilangan bulat hasil dari langkah 2, kalikan dengan magic number ---> 0 x 16 = 0.

Sehingga dari ip address 192.12.180.14/28, network addressnya adalah 192.16.180.0 dengan  broadcast address 192.12.180.15

Jika kita susun  dalam bentuk tabel 
tabel ip






Contoh lagi...
IP address 172.21.98.116/23
Subnet masknya = /23 = 255.255.254.0

1. 256 - 254 = 2
2. 98 : 2 = 49 
3. 2 x 49 = 98

Sehingga network address kita 172.21.98.0 dengan broadcast address-nya 172.21.99.255
dalam bentuk tabel :
tabel ip




Ingat, untuk dapat melakukan subnetting dengan cepat diperlukan banyak latihan.

Konfigurasi Static Routing dengan GNS3

Pada tutorial ini, kita akan menghubungkan dua -atau lebih- router dengan static route menggunakan GNS3.

Static route vs Dynamic route


Statis route adalah metode dimana network administrator memberitahu router kemana untuk mengirimkan lalu lintas paket data. Route statis sering digunakan jika hanya terdapat sedikit perangkat router atau hanya ada satu rute dari sumber ke tujuan. 
Sedangkan Dynamic route, menggunakan routing protokol (OSPF, EIGRP, BGP) untuk menentukan jalur terbaik dari sumber ke tujuan. Router  berkomunikasi dengan router lain menggunakan routing protocol. 

Sintaks untuk routing statis adalah :
ip route [destination-network] [mask] [next-hop-address | exit-interface]

ip route,  perintah untuk membuat stitis route
destination-network,  network yang akan kita masukkan dalam tabel routing
mask, subnet yang digunakan oleh destination-network
next-hop-address,  IP address dari router yang terhubung langsung (directly connected)
exit-interface,  interface router dimana paket akan keluar

Sekarang kita akan menggunakan contoh dalam konfigurasi routing statis. Misalkan perusahaan kita mempunyai 3 cabang yang terletak di lokasi yang berbeda. Sebagai seorang admin network tugas kalian menghubungkan 3 jaringan tersebut, sehingga karyawan dalam 3 LAN yang berbeda dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Setelah pertimbangan matang, kalian memutuskan untuk menghubungkan mereka menggunakan routing statis.

Jalankan GNS3, tempatkan 3 router seperti pada gambar dibawah ini, disini menggunakan IOS c3640-jk9s-mz.124-16.bin. Kita menggunakan 3 Host yang mewakili LAN 
gambar Konfigurasi route statis dengan GNS3
network diagram


Konfigurasi awal pada ROUTER_1:

ROUTER_1(config)# no ip routing
ROUTER_1(config)# ip routing
ROUTER_1(config)# interface s1/0
ROUTER_1(config-if)# description Koneksi ke ROUTER_2
ROUTER_1(config-if)# ip address 172.16.0.1 255.255.255.252
ROUTER_1(config-if)# no shut
ROUTER_1(config-if)# interface fa0/0
ROUTER_1(config-if)# desc Koneksi ke LAN A
ROUTER_1(config-if)# ip add 192.168.0.1 255.255.255.0
ROUTER_1(config-if)# no shut
ROUTER_1(config-if)# exit

Konfigurasi pada ROUTER_2:

ROUTER_2(config)# no ip routing
ROUTER_2(config)# ip routing
ROUTER_2(config)# interface s1/0
ROUTER_2(config-if)# description Koneksi ke ROUTER_1
ROUTER_2(config-if)# ip address 172.16.0.2 255.255.255.252
ROUTER_2(config-if)# no shut
ROUTER_2(config-f)# interfaces s1/1
ROUTER_2(config-if)# desc Koneksi ke ROUTER_3
ROUTER_2(config-if)# ip address 172.16.1.1 255.255.255.252
ROUTER_2(config-if)# no shut   
ROUTER_2(config-if)# interface fa0/0
ROUTER_2(config-if)# desc Koneksi ke LAN B
ROUTER_2(config-if)# ip add 10.10.10.1 255.255.255.0
ROUTER_2(config-if)# no shut
ROUTER_2(config-if)# exit

Konfigurasi pada ROUTER_3:

ROUTER_3(config)# no ip routing
ROUTER_3(config)# ip routing
ROUTER_3(config)# interface s1/0
ROUTER_3(config-if)# description Koneksi ke ROUTER_2
ROUTER_3(config-if)# ip address 172.16.1.2 255.255.255.252
ROUTER_3(config-if)# no shut
ROUTER_3(config-if)# interface fa0/0
ROUTER_3(config-if)# desc Koneksi ke LAN C
ROUTER_3(config-if)# ip add 192.168.10.1 255.255.255.0
ROUTER_3(config-if)# no shut
ROUTER_3(config-if)# exit

Perhatikan perintah no ip routing, perintah ini berfungsi untuk membersihkan tabel routing, sedangkan perintah ip routing mengaktifkan kembali fungsi routing pada router. 
Sekarang kita cek tabel routing pada ROUTER_1, ROUTER_2 dan ROUTER_3 menggunakan perintah show ip route
Pada Router_1
ROUTER_1# show ip route
gambar show ip route ROUTER_1
Huruf C berarti "connected" atau "directly connected", terdapat 2 network yang terhubung langsung pada ROUTER_1 yaitu 172.16.0.0/30 dan 192.168.0.0/24.

Pada ROUTER_2
gambar show ip route ROUTER_2
 
 Pada ROUTER_3
gambar show ip route ROUTER_3

Pada ROUTER_1
ROUTER_1(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 172.16.0.2
ROUTER_1(config)#ip route  192.168.10.0 .255.255.255.0 172.16.0.2
ROUTER_1(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.252 172.16.0.2

Pada ROUTER_2
ROUTER_2(config)# ip route 192.168.0.0 255.255.255.0 172.16.0.1
ROUTER_2(config)# ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 S1/1

Pada ROUTER_3
ROUTER_3(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 172.16.1.1
ROUTER_3(config)#ip route 192.168.0.0 255.255.255.0 172.16.1.1 
ROUTER_3(config)#ip route 172.16.0.1 255.255.255.252 172.16.1.1

Sekarang kita akan mencoba tes koneksi menggunakan perintah ping
gambar hasil ping ROUTER_1
Pada ROUTER_2

gambar Hasil Ping ROUTER_2
Perhatikan pada ROUTER_2, setelah menambahkan perintah
ROUTER_2(config)# ip route 192.168.0.0 255.255.255.0 172.16.0.1
ROUTER_2(config)# ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 S1/1

tabel router berisi
S 192.168.10.0/24 is directly connected, Serial1/1
S 192.168.0.0/24  [1/0] via 172.16.0.1

Huruf "S" memberitahukan kita, ini adalah statis route, network 192.168.10.0 dan 192.168.0.0 adalah tujuan kemana paket diteruskan, khusus network 192.168.0.0 router akan mengirim paket ke 172.16.0.1, sedangkan [1/0] 1 adalah administrative distance (AD) dan 0 adalah metric.
Router akan memperlakukan  route statis yang menunjuk ke interface, sama dengan directly connected, sehingga mempunyai AD 0,  yang tidak ditampilkan pada tabel routing.
Download file konfigurasi gns3 disini dan disini

Subnetting - Network Mask, CIDR dan VLSM Bagian 2 -

Classfull

Untuk mengerti bagaimana kelas - kelas dalam ip address didefinisikan, kita harus berpikir ip address dalam bentuk binari. Jika oktet pertama dimulai dengan
00      -- maka Class A ( dalam desimal 1.0.0.0 - 127.255.255.255)
10      -- maka Class B (128.0.0.0 - 191.255.255.255)
110     -- maka Class C (192.0.0.0 - 223.255.255.255)
1110   -- maka Class D (224.0.0.0 - 239.255.255.255)
11110  -- maka Class E (240.0.0.0 - 254.255.255.255)

Classless 

Seperti kita ketahui ip address dibagi dalam 5 kelas . Class A  menyediakan host terbanyak, kemudian diikuti oleh CLass B dan Class C, sedangkan Class D dan E untuk reserved. Sehingg jaringan classfull yang paling kecil adalah Class C, yang hanya menyediakan 254 ip address yang dapat digunakan. Tetapi bagaimana jika suatu perusahaan atau organisasi hanya membutuhkan 5 address ? Dari dasar inilah lahir ide CIDR ( Classless Inter Domain Routing). Pengembangan lebih jauh dari CIDR adalah VLSM.

VLSM

VLSM atau Variable Length Subnet Mask adalah metode yang paling realistik untuk men-subnetting network dengan penggunaan bit host yang paling efisien, atau bisa juga dikatakan "mensubnettingkan subnetting"

Langkah langkah Subnetting dengan VLSM
1. Tentukan berapa banyak host untuk memenuhi network yang paling besar
2. Pilih subnet untuk network dengan host terbanyak sampai host yang paling sedikit.


Untuk merancang jaringan dengan efisien menggunakan vlsm, kita perlu paham tentang  block size 
--------------------------------------------------------------------------------
CIDR                 Network Mask                  Block size        host
--------------------------------------------------------------------------------
/25                         128                               128                 126
/26                         192                                64                    62
/27                         224                                32                    30
/28                         240                                16                    14
/29                         248                                  8                    6
/30                         252                                  4                    2
-------------------------------------------------------------------------------

Contoh penerapan VLSM.
1. Dari blok ip 192.168.10.0 /24 akan dibuat jaringan untuk Departemen A 60 user, Departemen B  23 user , Departemen C 3 user dan Departemen D 7 user. 
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus tahu berapa banyak host yang dapat ditampung oleh blok ip 192.168.10.0 /24. 
/24 = 255.255.255.0 
Banyaknya host yang dapat di tampung = (2^8) - 2 = 254 host. 
Kita urutkan dulu dari jumlah host yang terbesar + 2 (untuk network dan broadcast addressnya)
Departemen A  60 user => 62 
Departemen B  23 user => 25
Departemen D   7 user =>  9
Departemen C   3 user =>  5

Untuk Departemen A = butuh 62 address , dari tabel, block size yang dapat digunakan adalah /26. Mask /26 dapat menampung (2^6) - 2 = 62 host.
network address = 192.168.10.0 /24
host = 192.168.10.1 - 192.168.10.62
broadcast = 192.168.10.63

untuk Departeman B  = 25 address , dari tabel, block size yang dapat digunakan adalah /27, yang dapat menampung maksimal 32 host.
network address = 192.168.10.64 /27
host = 192.168.10.65 - 192.168.10.94
broadcast nya = 192.168.10.95

Untuk Departemen D = 9 address. Block size nya /28 yang dapat menampung 16 host.
Network address = 192.168.10.96 /28
host = 192.168.10.97 - 192.168.10.110
broadcast = 192.168.10.111

untuk Departemen C = 5 address , dari tabel, /29 yang dapat digunakan.
network address = 192.168.10.112 /29
host = 192.168.10.113 - 192.168.10.119
broadcast = 192.168.10.120

Subnetting - Network Mask, CIDR dan VLSM Bagian 1 -

Salah satu kegunaan subnetting adalah untuk mempermudah mengelola jaringan. Untuk memahami subnetting kita perlu tahu tentang ip address dan cara konversi bilangan

Network Mask

Network Mask  / Subnet Mask membantu kita untuk mengetahui bagian mana dari ip address yang mengidentifikasikan network dan bagian mana dari ip address yang mengidentifikasikan host.
Pada daftar dibawah ini, Class IP address beserta dengan default mask  -nya

----------------------------------------------------------------------------------
Class                   Format                              Default Subnet Mask
----------------------------------------------------------------------------------
   A             network.host.host.host                 255.0.0.0
   B             network.network.host.host           255.255.0.0
   C             network.network.network.host     255.255.255.0

----------------------------------------------------------------------------------

Sebuah ip address Class C -yang belum di subnet - di tampilkan sebagai 192.168.0.1 / 255.255.255.0. Untuk melihat bagaimana network mask membantu kita mengidentifikasikan ip address, kita ubah menjadi bentuk binari

192.168.0.1    = 11000000.10101000.00000000.00000001
255.255.255.0 = 11111111.11111111.11111111.00000000
                       ---------------------------------------------------
                                 network id                     | host id

Setiap alamat bit yang memiliki bit mask yang sesuai dengan nilai mask 1 mewakili ID jaringan. Setiap alamat bit yang memiliki bit mask sesuai dengan nilai mask 0 mewakili ID host / node.


CIDR

CIDR atau Classless Inter Domain Routing adalah suatu metode untuk mengalokasikan ip address. Diperkenalkan pada tahun 1993 oleh IETF (The Internet Engineering Task Force)
Dalam  CIDR, ip address diwakili dengan oleh prefix. Jadi network 172.16.0.0 dengan subnet mask 255.255.0.0 di tulis dalam bentuk 172.16.0.0 /16. Simbol slash (/) berarti banyaknya bit yang nilainya di set 1. Dalam contoh diatas (/16) , ada 16 bit yang nilainya 1.
Karena IPv4 hanya terdiri dari 4 byte, maka sangat jelas /32 adalah nilai maksimum-nya. Ingat bahwa jumlah terbesar subnet mask yang tersedia hanyalah /30, karena 2 bit digunakan untuk bit host.

                                            Tabel CIDR
----------------------------------------------------------------------------------
 Subnet Mask                                                 CIDR
----------------------------------------------------------------------------------
255.0.0.0                                                        /8
255.128.0.0                                                    /9 
255.192.0.0                                                    /10
255.224.0.0                                                    /11
255.240.0.0                                                    /12
255.248.0.0                                                    /13
255.252.0.0                                                    /14
255.254.0.0                                                    /15
255.255.0.0                                                    /16
255.255.128.0                                                /17
255.255.192.0                                                /18
255.255.224.0                                                /19
255.255.240.0                                                /20
255.255.248.0                                                /21
255.255.252.0                                                /22
255.255.254.0                                                /23
255.255.255.0                                                /24
255.255.255.128                                            /25
255.255.255.192                                            /26
255.255.255.224                                            /27
255.255.255.240                                            /28
255.255.255.248                                            /29
255.255.255.252                                            /30
---------------------------------------------------------------------------------

Network mask /8 sampai /15 hanya dapat di gunakan oleh Class A, network mask /16 sampai /23 hanya dapat digunakan oleh Class A dan Class B, sedangkan network mask /24 sampai /30 dapat digunakan oleh Class A, B dan Class C. Untuk mendapatkan fleksibilitas yang sebesar- besarnya, banyak network admin menggunakan network Class A.

Semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat pada lima hal:
1. Berapa banyak subnet yang bisa kita bentuk dari mask yang diberikan ?
2. Berapa banyak host tersedia per subnet ?
3. Apa saja subnet yang valid ?
4. Apa saja broadcast  address dari tiap subnet ?
5. Apa saja host yang valid dari tiap subnet ?

Untuk menjawab lima pertanyaan diatas, kita harus paham benar tentang pangkat 2 yang dijelaskan disini. Beginilah cara menjawab lima pertanyaan diatas :

  1. Berapa banyak subnet yang bisa kita bentuk dari mask yang diberikan?               Jawab : 2^x = jumlah subnet. X adalah jumlah bit host yang nilainya di set 1. Contohnya : 11100000 . Ada 3 bit yang bernilai 1, sehingga jumlah subnet adalah 2^3 = 8 subenet.
  2. Berapa banyak host tersedia untuk tiap subnet ?                                                 Jawab : (2^y) - 2 = jumlah host untuk tiap subnet. Y adalah jumlah bit host yang nilainya di set 0. Contohnya : 11100000 . Ada 5 bit yang bernilai 0, sehingga jumlah subnet adalah (2^5) - 2 = 30 host untuk tiap subnet.
  3. Apa saja Subnet yang valid ?                                                                       Jawab : 256 - subnet mask = block size atau subnet yang valid. Sebagai contoh jika kita mempunyai network mask 255.255.255.192, maka subnet yang valid adalah :    256 - 192 = 64. Blok size dari mask 192 selalu 64. Hitung dari nol hingga mencapai nilai network mask , itulah subnet yang valid. Dalam kasus ini 0,64,128,192 adalah subnet kita yang valid.
  4. Apa saja broadcast address dari tiap subnet ?                                                   Langsung saja mengunakan contoh no 3 diatas. Karena 0,64.128.192 adalah subnet kita yang valid broadcast address-nya selalu nomor sebelum subnet berikutnya. Untuk subnet 0 broadcast address-nya adalah 63 karena subnet berikutnya dimulai dengan 64. Untuk network 64 broadcast address-nya adalah 127 karena subnet berikutnya network 128, begitu seterusnya hingga mencapai subnet terakhir. dan ingatlah, Broadcast address dari subnet terakhir selalu 255.
  5. Apa saja host yang valid dari tiap subnet?                                                         Host yang valid ditentukan nomor diantara subnet dan broadcast address-nya. sebagai contoh jika 64 adalah subnet dengan broadcast address-nya 127 , maka host yang valid antara 65 - 126. 

Subnetting Class C

Hanya terdapat 8 bit yang host. Dari 8 bit yang tersedia hanya 6 bit yang dapat digunakan untuk subnetting, 2 bit sisanya (/31 dan /32) digunakan untuk host address.

Contoh - contoh subnetting IP address Class C
1. Ip adress 192.168.10.0 / 25
    Network address = 192.168.10.0
    Subnet Mask = /25 = 255.255.255.128

a. Banyaknya subnet ?
255.255.255.128 dalam bentuk binari 11111111.11111111.11111111.10000000. Karena 128 ( 10000000) hanya mempunyai 1 bit yang bernilai 1, maka banyaknya subnet  2^1 = 2 subnet.
b. Jumlah host per subnet?
Terdapat 7 bit yang bernilai 0, sehingga (2^7) - 2 = 126 host per subnet.
c. Subnet yang valid ?
Network mask yang kita punyai adalah 128, sehingga subnet yang valid 256 - 128 = 128. Ingat kita akan menghitung dari 0, maka subnet kita adalah 0 dan 128.
d. Broadcast address-nya ?
Untuk subnet 0 broadcast address-nya adalah 127, untuk subnet 128 broadcast address-nya adalah 255. (lihat tabel dibawah)
e. Valid host?
Host yang valid untuk subnet 0 adalah 1 - 126, dan host yang valid untuk subnet 128 adalah 129 - 254. Kita dapat membuatnya dalam bentuk tabel seperti dibawah ini .
---------------------------------------------------------------------
Subnet                  0                             128
Host pertama        192.168.10.1             192.168.10.129
Host terakhir        192.168.10.126          192.168.10.254
Broadcast             127                           255
----------------------------------------------------------------------

2. Ip address  192.168.1.0 /26
Network address = 192.168.1.0
Subnet Mask = /26 =255.255.255.192

a. Subnet ?
192 dalam bentuk binari = 11000000, ada 2 bit yang bernilai 1,  maka 2^2 = 4 subnet
b. Host per subnet ?
192 dalam bentuk binari = 11000000, ada 6 bit yang bernilai 0 , maka (2^6) - 2 = 62 host tiap subnet.
c. Valid subnet ?
256 -192 = 64 block size. Ingat kita mulai dari 0 dan menghitung sesuai dengan block size, sehingga subnet yang valid adalah 0, 64, 128 dan 192.
d. Broadcast address tiap subnet ?
e. Valid host ?
Untuk menjawab dua pertanyaan terakhir, kita buat dalam bentuk tabel. 
------------------------------------------------------------
Subnet                   0         64        128       192
Host pertama          1         65        129       193
Host terakhir          62        126      190       254
Broadcast               63        127      191       255  
-----------------------------------------------------------

Untuk netork mask yang lainnya (/27 sampai /30)  pengerjaannya sama persis.

Subnetting Class B

Pada Ip address Class B terdapat 16 bit host. Yang dapat digunakan untuk subnetting 14 bit, dengan alasan yang sama seperti diatas ( 2 bit untuk host address). Proses subnetting pada Class B hampir sama seperti proses subnetting pada Class C, hanya kita bekerja dengan bit yang lebih banyak, dan dimulai dari oktet ke tiga.
Contoh subnetting Class B
1. 172.16.0.0 /17
Networl address  = 172.16.0.0
Subnet Mask = /17 = 255.255.128.0


a. Subnet ?
128 dalam binari = 10000000. Sehingga 1 bit yang bernilai 1 sehingga 2^1 = 2 subnet.
b. Host per subnet ?
Karena kita mulai subnetting dari oktet ke tiga, maka ada 15 bit yang bernilai 0, 7 bit pada oktet ke tiga dan 8 bit pada oktet ke empat. Maka (2^15) -2 = 32.766 host per subnet yang tersedia.
c. Subnet yang valid ? 256 - 128 = 128 block size. Pada Class B subnetting dimulai dari oktet ke tiga sehingga subnet kita sebenarnya adalah 0.0 dan 128.0
d. Broadcast ?
e. Valid host?
Untuk menjawab 2 pertanyaan terakhir (d dan e) lihat tabel berikut :
------------------------------------------------------------
Subnet                 0.0                 128.0
Host pertama        0.1                 128.1
Host terakhir        127.254           255.254
Broadcast             127.255           255.255
------------------------------------------------------------

2. 172.16.0.0 /24
Network address = 172.16.0.0
Subnet Mask = /24 = 255.255.255.0

a. Subnet ?
255.255.255.0 = 11111111.11111111.11111111.00000000, sehingga 2^8 = 256
b. Host per subnet ?
( 2^8) - 2 = 254 host per subnet 
c. Subnet yang valid ? 
256 - 255 = 1 block size. subnet dimulai dari 0.0, 1.0, 2.0 dst sampai 255.0
d. Broadcast ?
e. Valid host ?
Berikut tabel yang  menjawab 2 pertanyaan terakhir (d dan e ), untuk ip address 172.16.0.0 /24
-------------------------------------------------------------------------------------
Subnet                 0.0       1.0         2.0     ...     254.0        255.0
Host pertama       0.1        1.1         2.1     ...     254.1        255.1
Host terakhir       0.254     1.254     2.254   ...    254.254     255.254 
Broadcast            0.255     1.255     2.255   ...    254.255     255.255
-------------------------------------------------------------------------------------

Subnetting Class A

Pada dasarnya subnetting untuk Class A IP address tidak berbeda dengan Class B dan Class C. tapi ada 24 bit yang digunakan, tidak seperti 16 bit pada Class B atau 8 bit pada Class C. Yang harus diingat, kita harus menyisakan 2 bit untuk host.
Contoh subnetting Class A
1. 10.0.0.0 /16
Network address = 10.0.0.0
Subnet mask = /16 = 11111111.11111111.00000000.00000000

a. Subnet ?  2^8 = 256
b. Host per subnet = (2^16) - 2 = 65.534
c. Subnet yang valid ?   256 - 255 = 1 block size. Dimulai dar 0,1,2,3 dst sampai 255.
    Jadi subnet nya akan menjadi 10.0.0.0, 10.1.0.0, 10.2.0.0 dst sampai 10.255.0.0
d. Broadcast ?
e. Valid host?
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Subnet     10.0.0.0            10.1.0.0       ...     10.254.0.0             10.255.0.0
host 1       10.0.0.1           10.1.0.1       ...     10.254.0.1             10.255.0.1
host last   10.0.255.254     10.1.255.254 ...   10.254.255.254       10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255     10.1.255.255 ...   10.254.255.255       10.255.255.255
---------------------------------------------------------------------------------------------------